Hakikat Daya
Ledak Otot Tungkai
Power merupakan
komponen yang sangat diperlukan oleh setiap individu terutama olahragawan yang
berkaitan dengan kerja fisik. Menurut Sajoto (1995:22) yang dimaksud daya otot
adalah sama dengan “kekuatan ekplosif “ power
dari tergantung pada dua faktor yang saling berkaitan, yaitu antara kekuatan otot
berkontraksi dan kecepatan, sedangkan menurut Harsono (1988:200) power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan
kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat. Menurut Bompa (dalam
Sukirno,2011:92) power atau daya
ledak sangat berkaitan dengan ekplosive
power yaitu perpaduan antara kecepatan maksimum dan kekuatan maksimum
berfungsi untuk memindahkan benda yang berkaitan dengan jarak dan waktu.
Sedangkan menurut Sukirno (2011:92) power
merupakan kemampuan otot untuk melakukan kontraksi dengan kekuatan maksimal dan
kecepatan maksimal dalam merespon rangsangan yang ada, dengan menggunakan
energi an-aerobik. Berdasarkan
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa daya ledak (power) otot tungkai adalah kemampuan otot tungkai untuk melakukan
gerakan dengan kekuatan maksimal dan kecepatan maksimal dalam waktu singkat.
Orang yang mempunyai strength saja
atau yang kuat ototnya, belum dengan sendirinya akan bisa berprestasi tinggi
apabila orang itu tidak pula memiliki otot yang cepat. Oleh karena itu atlet
tidak cukup sekedar berlatih untuk meningkatkan strength saja, akan tetapi strength
tersebut haruslah ditingkatkan sebagai power. Power terutama penting untuk cabang-cabang olahraga yang eksplosif
seperti nomor lari sprint.
Pelari
cepat (sprinter) harus mampu
menghasilkan gaya dorong ke belakang sebesar mungkin selain itu pada saat
mendorong tanah atau menjejakkan kakinya ke lintasan lari, tungkai harus
benar-benar dalam keadaan lurus, sehingga gaya dorong ke belakang yang
dihasilkan secara keseluruhan dapat diubah menjadi gerakan maju ke depan dengan
kecepatan gerak yang tinggi. Untuk mengubah gaya dorong ke belakang menjadi
gerakan ke depan di butuhkan power
otot tungkai. Musculus gastrroknemeneius atau otot betis merupakan otot sangat
dominan dominan dalam melakukan gerakan explosive, seperti pada saat melakukan
lompat atau lari otot gastroknemeius sebagai
otot utama (Sukirno,2011:250). Gastroknemeius
dan soleus adalah fleksor plantar
yang kuat, membantu mempertahankan keseimbangan, dan merupakan kekuatan utama
saat berjalan, berlari dan melompat. Gastroknemeius
juga fleksor dan penstabil lutut (John Gibson,2002:92). Dari uraian
diatas dapat disimpulkan bahwa daya ledak (power)
otot tungkai adalah kemampuan otot tungkai untuk melakukan gerakan dengan
kekuatan maksimal dan kecepatan maksimal dalam waktu singkat. Power terutama penting untuk
cabang-cabang olahraga yang eksplosif seperti nomor lari sprint. Untuk mengubah gaya dorong ke belakang menjadi gerakan ke
depan dibutuhkan power otot tungkai.
Sehingga semakin besar power yang
dimiliki seseorang maka akan cepat larinya dan semakin singkat waktu tempuhnya.
Menurut Ismaryati (2008:60) untuk memperoleh data tentang daya ledak (power) otot tungkai maka diadakan tes vertical jump.
DAFTAR PUSTAKA
Gibson,
John. 2002. Modern Physiology and Anatomi
For Nurse. Dalam Monica Ester (Ed.):
Fisiologi & Anatomi Modern untuk
Perawat. Jakarta: EGC.
Harsono.
1988. Coaching Dan Aspek- Aspek
Psikologis Dalam Coaching. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Ismaryati.
2008. Tes dan Pengukuran Olahraga.
Surakarta: LPP UNS dan UNS Press.
Sajoto.
1995. Peningkatan & Pembinaan
Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang: Effhar & Dahara Prize.
Sukirno.
2011. Kesehatan Olahraga Dan Program
Latihan Kesegaran Jasmani. Palembang: Unsri.